Apa Itu Migrasi Cloud?

15 Juli 2025
Strategi Migrasi Cloud

Migrasi cloud adalah proses memindahkan aset digital seperti data, aplikasi, sistem keamanan, dan sumber daya TI dari server lokal (on-premise) ke infrastruktur cloud, baik publik maupun privat. Selain itu, migrasi cloud juga mencakup perpindahan antar penyedia cloud (cloud-to-cloud), maupun dari cloud kembali ke server lokal (reverse migration).
Dalam praktiknya, perusahaan sering kali memiliki ribuan database, aplikasi, dan sistem yang berjalan secara lokal. Untuk itu, migrasi ke cloud harus dilakukan secara bertahap dan terencana agar tidak mengganggu operasional bisnis. Strategi migrasi cloud mencakup identifikasi beban kerja prioritas, perencanaan matang, serta uji coba yang menyeluruh agar transisi ke cloud dapat berjalan lancar dan efisien.

Mengapa Perlu Migrasi Cloud?

Alasan utama perusahaan melakukan migrasi cloud adalah untuk mengurangi biaya modal (capex) dan mengoptimalkan infrastruktur teknologi informasi (TI). Dalam model tradisional, organisasi harus mengeluarkan investasi besar di awal untuk membeli server, perangkat penyimpanan, dan perangkat keras lainnya belum termasuk biaya perawatan, pembaruan, dan pengelolaan infrastruktur tersebut secara rutin.

Dengan bermigrasi ke cloud, perusahaan dapat beralih dari model pengeluaran berbasis capex ke model pengeluaran operasional (opex), di mana biaya dihitung berdasarkan penggunaan. Hal ini memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi, memungkinkan perusahaan untuk membayar sesuai kebutuhan, dan menghindari pemborosan sumber daya. Selain itu, pengelolaan infrastruktur sepenuhnya dilakukan oleh penyedia cloud, sehingga organisasi bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis inti tanpa terbebani urusan teknis yang kompleks.

Manfaat Migrasi ke Cloud

Awalnya, banyak perusahaan hanya menjalankan aplikasi baru di cloud, sementara sistem lama tetap berjalan di server lokal (on-premise). Namun, seiring waktu, semakin banyak perusahaan yang menyadari manfaat strategis dari migrasi cloud secara menyeluruh. Berikut adalah manfaat utama yang bisa diperoleh bisnis dari proses migrasi cloud:

  1. Efisiensi Biaya

    Migrasi ke cloud memungkinkan perusahaan mengurangi biaya operasional secara signifikan. Tanpa perlu lagi membeli dan memelihara infrastruktur fisik seperti server, daya listrik, dan sistem pendingin, perusahaan dapat mengalokasikan dana untuk prioritas lain yang lebih strategis.
    Lebih dari itu, tenaga ahli internal tak lagi terbebani dengan tugas administratif pusat data, dan bisa difokuskan pada pengembangan bisnis. Model bayar sesuai penggunaan (pay-as-you-go) dari cloud juga memberikan fleksibilitas dalam skala pemakaian, serta banyak penyedia menawarkan model harga yang kompetitif dan bahkan tingkatan gratis untuk penggunaan tertentu.

  1. Skalabilitas

    Cloud memungkinkan perusahaan meningkatkan atau menurunkan kapasitas secara cepat dan efisien sesuai dengan kebutuhan. Anda tidak perlu melakukan investasi besar untuk infrastruktur tambahan saat trafik meningkat. Fleksibilitas ini sangat penting dalam menghadapi fluktuasi pasar dan permintaan yang tidak menentu.
    Selain itu, cloud menyediakan berbagai layanan tambahan mulai dari analitik, kecerdasan buatan (AI), hingga integrasi DevOps yang bisa digunakan untuk mempercepat inovasi dan adaptasi bisnis.

  1. Keamanan Tingkat Tinggi

    Penyedia cloud ternama seperti AWS, Google Cloud, dan Microsoft Azure menginvestasikan sumber daya besar untuk menjaga keamanan data. Mereka menyediakan fitur seperti enkripsi data, autentikasi multi-faktor (MFA), firewall tingkat lanjut, serta pemantauan dan audit keamanan secara berkala.
    Meski tanggung jawab keamanan bersifat bersama (shared responsibility), perusahaan tetap memiliki kontrol untuk mengatur hak akses, konfigurasi, dan keamanan internal sesuai kebutuhan.

  1. Peningkatan Performa

    Migrasi cloud memungkinkan perusahaan memanfaatkan infrastruktur teknologi terkini, termasuk server berperforma tinggi dan jaringan global. Hal ini meningkatkan kecepatan proses data dan waktu muat aplikasi, sekaligus meminimalisir latensi berkat distribusi server di berbagai lokasi geografis.
    Hasilnya adalah aplikasi yang lebih responsif, peningkatan pengalaman pengguna, serta peningkatan produktivitas secara keseluruhan.

  1. Keberlanjutan dan Efisiensi Energi

    Cloud computing tidak hanya efisien secara teknis, tetapi juga lebih ramah lingkungan. Penyedia cloud mampu mengelola konsumsi energi dengan lebih baik dibandingkan pusat data konvensional, berkat efisiensi skala, perangkat hemat energi, dan teknologi pendingin yang canggih.
    Dengan migrasi ke cloud, perusahaan turut berkontribusi pada inisiatif keberlanjutan sekaligus menghemat biaya operasional jangka Panjang

 

Jenis-Jenis Migrasi Cloud

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan dan tujuan yang berbeda saat bermigrasi ke cloud. Karena itu, jenis migrasi cloud pun beragam, tergantung pada strategi dan skala implementasinya. Berikut ini beberapa tipe migrasi cloud yang umum dilakukan oleh perusahaan:

  1. Migrasi Total dari Pusat Data ke Cloud

    Jenis ini merupakan migrasi besar-besaran, di mana seluruh aplikasi, layanan, dan data perusahaan dipindahkan dari pusat data on-premise ke cloud publik. Proses ini cocok untuk perusahaan yang ingin benar-benar lepas dari infrastruktur fisik. Namun, karena skalanya besar, migrasi jenis ini memerlukan perencanaan jangka panjang, pengujian mendalam, dan eksekusi bertahap yang bisa memakan waktu hingga lebih dari satu tahun.

  2. Pindah dari Satu Cloud ke Cloud Lain

    Sering kali perusahaan memutuskan untuk mengganti penyedia cloud mereka karena alasan seperti layanan yang lebih baik, kebijakan keamanan yang lebih ketat, atau kebutuhan akan fitur lanjutan seperti kecerdasan buatan dan machine learning. Penyedia cloud besar biasanya menyediakan tool dan layanan pendukung untuk memudahkan transisi antar platform cloud publik secara aman dan efisien.

  1. Migrasi Aplikasi atau Data Tertentu

    Alih-alih memindahkan seluruh sistem ke cloud, perusahaan juga bisa memilih untuk memigrasikan aplikasi atau data tertentu saja. Biasanya jenis migrasi ini dilakukan untuk layanan seperti business intelligence, sistem analisis data, aplikasi CRM, atau sistem berbasis AI/ML. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan mempercepat akses terhadap teknologi cloud.

  1. Migrasi Workload Spesifik

    Jenis migrasi ini berfokus pada beban kerja (workload) tertentu yang ingin dijalankan di cloud. Workload bisa berupa kombinasi sumber daya seperti kapasitas komputasi, penyimpanan data, atau layanan jaringan. Contohnya termasuk migrasi untuk kebutuhan software development, pemodelan grafis 3D, database terdistribusi, manajemen dokumen, atau proses encoding video.

Dengan memahami jenis-jenis migrasi cloud ini, perusahaan dapat merancang strategi transisi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan operasional maupun tujuan bisnis jangka panjang.

Jenis dan Strategi Migrasi Cloud

Migrasi cloud tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Perusahaan perlu memilih strategi yang tepat sesuai dengan kebutuhan bisnis, kondisi aplikasi saat ini, serta hasil yang ingin dicapai. Secara umum, strategi migrasi cloud berada dalam spektrum antara memindahkan aplikasi apa adanya (lift-and-shift) hingga membangun ulang aplikasi dari awal agar optimal di cloud.

Berikut adalah enam strategi migrasi cloud paling umum yang digunakan oleh perusahaan dalam perjalanan transformasi digital mereka:

  1. Hosting Ulang (Lift-and-Shift)

    Hosting ulang adalah strategi paling dasar dalam migrasi cloud, di mana aplikasi dan sistem dipindahkan ke cloud tanpa perubahan signifikan pada konfigurasi atau arsitektur. Strategi ini cepat dan efisien karena cukup “mengangkat” dan “memindahkan” workload, virtual machine, dan sistem operasi dari pusat data lokal ke cloud. Meski begitu, pendekatan ini tidak memanfaatkan penuh keunggulan cloud, seperti elastisitas dan skalabilitas.

  2. Memplatform Ulang (Lift-and-Optimize)

    Strategi ini merupakan langkah lanjutan dari hosting ulang. Di sini, perusahaan mulai mengoptimalkan aplikasi agar dapat berjalan lebih efisien di cloud. Misalnya, dengan memindahkan workload ke arsitektur microservices atau container seperti Kubernetes. Meski memerlukan lebih banyak penyesuaian, memplatform ulang memberikan peningkatan performa yang signifikan dan memungkinkan aplikasi lebih siap untuk kebutuhan jangka panjang.

  3. Memfaktorkan Ulang (Move-and-Improve)

    Memfaktorkan ulang adalah strategi di mana kode aplikasi dimodifikasi agar bisa memanfaatkan teknologi dan fitur asli cloud, seperti auto-scaling, machine learning, dan analitik real-time. Ini biasanya dilakukan ketika perusahaan ingin menambahkan fitur baru, meningkatkan fleksibilitas, atau memperbaiki efisiensi aplikasi. Meskipun proses ini lebih kompleks, hasilnya lebih optimal untuk kebutuhan modern.

  4. Merancang Ulang (Redesign)

    Strategi ini mirip dengan memfaktorkan ulang, namun lebih mendalam. Perusahaan merancang ulang seluruh struktur aplikasi biasanya dari monolitik menjadi microservices agar benar-benar menyesuaikan dengan arsitektur cloud-native. Strategi ini cocok bagi perusahaan yang ingin mengembangkan solusi digital jangka panjang yang scalable, fleksibel, dan tahan terhadap perubahan pasar.

  5. Membangun Ulang (Rebuild)

    Dalam pendekatan ini, aplikasi ditulis ulang sepenuhnya dari awal untuk lingkungan cloud. Strategi ini memberikan kebebasan penuh dalam pemilihan teknologi, arsitektur, dan integrasi cloud sejak awal. Meskipun membutuhkan waktu dan sumber daya besar, membangun ulang memberikan hasil terbaik dalam hal performa, keamanan, dan skalabilitas.

  6. Pembelian Ulang (Repurchase)

    Strategi ini melibatkan peralihan dari software lokal ke solusi Software-as-a-Service (SaaS) yang sejenis. Contohnya, beralih dari aplikasi penyimpanan lokal ke Google Workspace atau Microsoft 365. Pendekatan ini jauh lebih cepat dan mudah dibanding membangun ulang, namun bisa membatasi kendali terhadap lingkungan teknis dan terkadang lebih mahal dalam jangka panjang.

  7. Relokasi (Relocate)

    Relokasi adalah variasi dari lift-and-shift, namun dengan potensi optimasi lebih lanjut setelah aplikasi berada di cloud. Contohnya, setelah memindahkan database ke cloud, perusahaan dapat beralih dari VM ke layanan database terkelola untuk memanfaatkan otomatisasi, skalabilitas, dan pengelolaan yang lebih baik.

Memilih strategi migrasi cloud yang tepat adalah langkah krusial dalam transformasi digital. Dengan memahami berbagai pendekatan di atas, perusahaan dapat merancang roadmap migrasi yang sesuai dengan kapasitas teknis, kebutuhan bisnis, dan potensi pertumbuhan di masa depan.

Tantangan dalam Migrasi ke Cloud

Meskipun menawarkan banyak manfaat, proses migrasi ke cloud bukan tanpa hambatan. Perusahaan perlu mempersiapkan diri terhadap berbagai tantangan teknis, strategis, dan sumber daya manusia agar transisi ke cloud berjalan lancar dan memberikan hasil yang maksimal. Berikut beberapa tantangan utama dalam migrasi cloud:

  1. Menyusun Strategi Migrasi yang Tepat

    Migrasi cloud berskala besar bisa menjadi proses yang kompleks dan memakan waktu, bahkan bertahun-tahun. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki visi yang jelas tentang seperti apa lingkungan cloud yang ingin dicapai apakah berbentuk cloud publik, privat, hybrid, atau multicloud. Penting juga untuk menentukan peran vendor pihak ketiga, jenis aplikasi yang akan dijalankan dengan model SaaS, hingga bagaimana struktur data akan diatur di sistem baru. Tanpa perencanaan strategis yang matang, migrasi cloud berisiko tidak efisien dan gagal mencapai tujuan bisnis.

  2. Pengembangan Keterampilan Tim IT

    Mengelola infrastruktur cloud membutuhkan pendekatan yang berbeda dibanding pengelolaan sistem lokal. Cloud mendukung model modern seperti DevOps, otomatisasi, dan Infrastructure as Code (IaC). Untuk itu, perusahaan perlu melatih ulang tim IT atau merekrut talenta baru yang memahami arsitektur cloud. Sertifikasi cloud dan pelatihan praktis menjadi kunci agar tim mampu mengelola, mengamankan, dan mengoptimalkan layanan cloud secara efektif.

  3. Keamanan, Kepatuhan, dan Tata Kelola Data

    Migrasi ke cloud mengubah cara kerja sistem keamanan. Pengelolaan identitas dan akses (IAM), keamanan data, serta penerapan arsitektur zero-trust menjadi lebih krusial. Perusahaan harus memahami alat keamanan baru yang disediakan oleh platform cloud dan menyesuaikannya dengan kebijakan internal. Di samping itu, aspek tata kelola data dan kepatuhan terhadap regulasi seperti GDPR atau standar industri lainnya harus dijaga agar tidak terjadi pelanggaran saat data berpindah antar lingkungan.

  4. Kompleksitas Biaya dan Anggaran

    Model operasional berbasis cloud memperkenalkan struktur biaya baru yang berbeda dengan sistem tradisional. Perusahaan harus memahami pola konsumsi resource, model langganan software, serta biaya tersembunyi seperti pelatihan atau dukungan teknis. Tanpa pengawasan yang baik, perusahaan bisa saja overprovisioning (menyediakan resource berlebihan) dan membayar lebih dari yang dibutuhkan. Beberapa penyedia cloud memang menawarkan rekomendasi penghematan otomatis, namun kontrol keuangan tetap menjadi tantangan yang perlu dikelola secara aktif.

Bagaimana Integra Solusi Dapat Mendukung Proses Migrasi Cloud Anda?

Integra Solusi hadir sebagai mitra strategis untuk perusahaan yang ingin melakukan migrasi cloud dengan aman, efisien, dan terstruktur. Dengan pengalaman dalam menangani berbagai proyek transformasi digital, Integra Solusi menawarkan layanan migrasi cloud end-to-end—mulai dari perencanaan arsitektur cloud, pemilihan strategi migrasi yang tepat (seperti lift-and-shift atau replatforming), hingga implementasi dan optimalisasi infrastruktur cloud.

Tim ahli kami akan membantu Anda mengidentifikasi workload prioritas, menghitung kebutuhan sumber daya cloud secara akurat, serta memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi. Integra juga menyediakan pelatihan untuk tim internal agar mampu mengelola lingkungan cloud secara mandiri pasca-migrasi. Dengan pendekatan berbasis solusi dan teknologi mutakhir, Integra Solusi siap mempercepat perjalanan cloud Anda dan mendukung kesuksesan transformasi digital perusahaan secara menyeluruh.Klik Disini

Category

Tag

Scroll to Top
Chat WhatsApp
1
Need Help?
Tim konsultan kami yang berpengalaman bertahun-tahun fokus untuk membantu klien mendapatkan hasil yang maksimal dari investasi IT mereka.

Contact us for more information.